watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Kawin paksa malu tapi mau

"Jangan ngebuntutin aku kenapa, sih!!!"
"Ge eR banget!! wong mobilku didepan
sono...Kebetulan aja searah...!!!"
Sejenak aku terlibat perang mulut di halaman
parkir suatu Mall dengan seorang wanita muda
yang sebenarnya sudah jadi temanku sejak kecil.
Bahkan ayah kami teman akrab. Cuma dari dulu
aku dan dia kerjanya beranteeeem mulu. Trus
selalu bersaing di hampir semua bidang. Sama2
stubborn. Ga ada yang mau ngalah. Oh iya,
cewe yang kumaksud namanya Hana. Umurnya
22 tahun, sama denganku dan juga bekerja di
perusahaan yang sama denganku.
Orangnya Cantik, manis, dan kulitnya juga putih
bersih. Dulu aku ngeledek dia dengan julukan
"Papan gilesan", abis bodinya datar banget. Tapi
semenjak SMA, aku ga bisa lagi ngejulukin dia
kayak gitu lagi. Soalnya bodinya jadi montok
sana sini. Bahkan kalo ngeliat sekilas aja, rasanya
bedilku langsung naik. Padahal kalo dulu, pengen
ngeliatpun nggak.
Tapi biarpun gitu, sebenarnya aku sudah lama
juga memendam rasa cinta ke Hana. Tapi dasar
apes, aku telat beberapa langkah. Dia sekarang
pacaran sama Yota, yang notabene adalah
musuh gengku waktu SMA dulu. Kayaknya poin
yang bikin aku kalah saing adalah, Yota itu
ortunya tajir abis. Biarpun ortuku juga lumayan
tajir, tapi tetap aja ga setajir ortunya Yota. Dan
kelihatannyanya, Hana juga ga ada nyimpan
perasaan apa2 buatku. Tapi tetap aja aku ga bisa
ngilangin rasa cintaku ke dia.
Tapi suatu hari, ada peristiwa yang benar2
merubah hidupku dan Hana. Ayahnya Hana
tiba2 jatuh sakit, dan lumayan parah. Sudah
dibawa berobat sana-sini, tetap aja kondisinya
tak membaik. Kabarnya karena komplikasi. Dan
akhirnya sampai pada suatu saat Om Santo
(ayah Hana) seperti sudah berada di ujung
nyawanya. Seluruh keluarganya larut dalam
haru. Hana, ibunya, dan adik2nya. Bahkan
keluargaku yang ikut menjengukpun juga. Aku
hanya bisa terdiam dan turut sedih melihat
kondisi om Santo. Soalnya orangnya sudah
begitu baik padaku bahkan sejak aku kecil dulu.
Om Santo (OS) : Papa udah ga kuat lagi, Ma...!
Tante Santo (TS) : Papa jangan ngomong gitu,
dong Pa...Mama juga ga kuat jadinya.
OS : Tapi bener2 sakit rasanya, Ma...kayaknya
waktu Papa udah ga lama.
Hana : Papa jangan ngomong gitu, dong. Hana
belum siap pisah dari Papa.
OS : Ah, Hana. Manusia pasti akan mati, toh. Tapi
paling tidak, kamu mau, kan mengikuti satu aja
permintaan Papa. Jadi kalo papa pergi pun sedikit
ringan jadinya.
Hana : Apa permintaan Papa? Hana pasti turutin,
kok.
OS : Janji?
Hana : Janji, Pa!
OS : Menikahlah dengan Joshua (aku...)!
Hana kaget buka kepalang. Apalagi aku!. Bahkan
sepertinya semua orang di ruangan itu ikut
kaget.
Hana : Tapi, pa! Hana, kan...
OS : uups...kamu, kan udah janji bakal nurutin
semua keinginan Papa. Papa sudah dari dulu
ingin menjadikan Joshua sebagai menantu Papa.
Orang yang bakat gantiin papa ngurusin kamu.
Kamu mau, kan, Josh!
Josh : Eeemm...anu...Kalo memang itu keinginan
terbesar Om, aku pasti nurutin, kok Om!
OS : hoo...bagus lah...
Kulihat Hana hanya tertunduk sambil menangis.
Aku bisa paham kalau dia tidak menginginkan hal
ini. Tapi mau bagaimana lagi. Ini permintaan
terakhir Papanya. Kemudian Om Santo tertidur
karena lelah. Kami semua disuruh perawat untuk
keluar ruangan agar Om Santo bisa lebih santai.
Di luar, keluargaku dan keluarga Hana tampak
merundingkan hal tadi. Sementara terjadi
perbincangan antara aku dan Hana.
Hana : Josh! Aku sama sekali ga mau nikah sama
kamu! Ini cuma karena Permintaan terakhir
papaku aja! Jadi jangan harap aku bakal jadi cinta
sama kamu
Josh : Hoi hoi...emangnya aku mau nikah sama
kamu!! Aku mau juga karena Om Santo yang
minta!
Hana : Oke!! jadi kalo gitu setelah 4 bulan Nikah,
Aku bakal Minta cerai sama kamu! Kalo perlu
langsung talak tiga!
Josh : (Kaget...) Terserah!!!
Sebenarnya aku langsung uring-uringan
mendengar permintaan Hana. Padahal
kesempatan hanya satu kali ini. Aku bisa bersatu
dengan orang yang kucinta. Aku harus segera
menyusun rencana agar Hana tidak lepas dariku.
Suasana jadi sedikit kacau. Aku dan keluargaku
sibuk mempersiapkan segala keperluan
pernikahan. Sedangkan Hana bertengkar dengan
Pacarnya. Tapi setelah dia menjelaskan
rencananya, keadaan mereka kembali mereda.
Pernikahanpun dilakukan didepan Om Santo
yang kondisinya semakin memburuk, dengan
harapan, hal ini akan membuat kondisinya
membaik. Selama akad nikah dan resepsi, Hana
sama sekali tidak tersenyum. Padahal aku sudah
menyuruhnya senyum, soalnya takut ga enak
diliat tamu, tapi dia ga peduli.
Anehnya, setelah pernikahan kami, kondisi Om
Santo naik drastis. Sekarang bahkan sudah bisa
duduk dan memberi restu kepada kami.
Tiba malam pertama, Malam yang kutunggu-
tunggu.
Hana : Iiiiihh...Apaan sih nempel-nempel...sana!!!
Josh : yeee...kamu yang apaan! kita ini kan suami
istri...Jadi kalo malam pertama gini ya lakukan
yang selayaknya suami istri lakukan.
Hana : Ih!! Ga sudi!! Eh, ingat ya...kita ini cuma
nikah pura2. Toh ga lama aku bakal cerein kamu!
Aku tidak mendengarkan ucapannya. Aku tetap
memaksanya melayaniku, tapi dia juga
bersikeras menolak. Akhirnya aku kesal lalu pergi
keluar kamar. Aku hanya duduk di balkon sambil
merokok. Hal ini sudah berlangsung selama
seminggu. Om Santo sudah pulang ke rumah.
Tapi kali ini dia menginap dirumahku, biarpun
hanya bisa berada ditempat tidur saja. Karena
menganggap Om Santo lebih berpengalaman,
akupun minta Advise om Santo. Aku
menceritakan semua keluhanku. Dan Om Santo
yang sekarang kupanggil Papa juga memberiku
berbagai saran yang sebenarnya sudah
kulaksanakan tapi tetap tak berhasil.
Josh : Pa...kalo aku sedikit kasar sama Hana
gimana?
OS : eh, jangan! Ga boleh kasar sama Istri!
Josh : Bukan gitu Pa. Maksudnya kalo aku sedikit
lebih maksa dengan sedikit kenekatan gimana?
OS : Tapi kamu ga sampe ngelukain istri kamu,
kan?!
Josh : Ya ga lah Pa!
OS : Oke...terserah kamu lah, Nak...Yang penting
nantinya dia bisa dekat sama kamu.
Josh : Oke, Pa...Makasih.
Malam ini aku sengaja tidak mendekati Hana
sama sekali. Esok malamnya aku kembali
memintanya melayaniku. Dan lagi2 dia menolak.
Aku tersenyum sinis. Segera kukunci pintu
kamar, dan aku kembali mendekati Hana. Kali ini
aku membekap dan menahan tubuhnya erat2.
Lalu Aku ambil selendang yang kutaroh di
sakuku dan kugunakan untuk mengikat
tangannya ke besi kepala tempat tidur.
Josh : Hokeee...Sekarang kamu ga bisa apa2,
kan?!
Hana : Josh! Kamu mau apa?! Lepasin aku!! Ato
aku bakal teriak!!!
Josh : Teriak?! haha...mau teriak apa?! "Aku
Diperkosa!" gitu? Semua orang sekitar sini juga
tau kalo kita suami istri...!!
Hana : Pokoknya lepasin aku!! Aku ga sudi kalo
harus ngelayani kamu!
Josh : Kamu bilang ga mau pun sekarang kamu
ga bisa apa2! Terima aja!!!
Aku mulai menindih tubuhnya dan mencoba
mencium bibirnya. Hana terus menghindar. Aku
menggenggam kepalanya agar tidak bergerak
dan mencium bibirnya. Aku melumat bibirnya
dengan penuh Napsu! Ciumanku turun ke leher.
Hana mulai sedikit mendesah.
"nggghh...Josh, jangan...plis josh!...ngghh".
Sementara mulutku bermain di lehernya,
tanganku mulai bermain di dadanya. Aku
meremas2 dadanya dengan kedua tanganku.
Desahan Hana makin menjadi-jadi. Kemudian
dengan sedikit kasar aku merobek piyamanya.
Ternyata Hana tidak memakai Bra. Dada Bulat
padat nan indah itu kini terpampang di depan
mukaku. Aku mulai memainkan putingnya yang
merah muda itu dengan jariku. Dan kadang
sedikit ku pilin. Lalu aku mulai menjilati dan
menciumi daerah sekitar putingnya. Trus aku
menjilati putingnya dan menghisapnya seperti
bayi.
"aaaaahhhh...mmmmmhh...jangan, josh!
pliiiss...mmmhh...". Hana terus berusaha
menyuruhku berhenti meskipun desahannya
semakin kuat dan semakin menaikkan napsuku.
Aku berpindah dari dada yang kiri ke dada yang
kanan. Sementara itu tangan kananku mulai
merogoh ke dalam celananya. Hana berusaha
menahan dengan menjepit-jepitkan pahanya.
Tapi itu justru membuatku lebih bersemangat
lagi. Vaginanya terasa basah dan hangat.
"Ah...kamu ini...nolak2 tapi basah juga!", kataku
kepadanya. Hana hanya diam dan mulai
meneteskan air mata. Kutarik tanganku keluar
dari celananya. Akupun menarik celananya ke
bawah dan melemparnya entah kemana. Dan
ternyata, hana juga tidak pakai celana dalam.
Sehingga Vaginanya yang mulai menyembul
terlihat jelas.
Hana Lalu menutupinya dengan mengapit kedua
pahanya. Aku tersenyum kepadanya lalu
membuka kakinya kembali. Aku mulai menjilati
bagian belakang lututnya. Hana tampak
menikmati. Lalu jilatanku terus turun ke Paha dan
Sampai ke Vaginanya. Aku memainkan
Klitorisnya dengan Hidungku. Lalu menjilatinya.
Tubuh Hana mulai kejang. Desahannya tertahan
dan dia sedikit menaik-naikkan pinggulnya. Aku
semakin bersemangat melihatnya. Tak hanya
menjilati, aku bahkan menghisap-hisap
Vaginanya.
Puas dengan vaginanya, Aku segera bangkit dan
membuka baju kaosku. Hana sedikit kaget
melihat bodiku. Memang, sih aku rajin fitness
juga dengan teman satu gengku. Akupun
menurunkan resleting celanaku, lalu membuka
celanaku beserta celana dalamnya. Penisku
sudah tegang dan terhunus ke depan. Kali ini
Hana lebih kaget lagi. Ia berusaha menarik
tubuhnya ke atas, dan menutupi vaginanya
dengan kakinya. Aku menyusulnya lalu
melebarkan kembali kakinya. Hana Berusaha
berontak.
"Josh! Aku bener2 Mohon, Josh! Jangan!!
aaaaaaaahhhhhh!!". Aku terlanjur menusukkan
Penisku ke dalam Vaginanya. Vaginanya terasa
sangat sempit. Aku merasakan kenikmatan yang
sangat besar, sementara Hana terus berteriak.
Kulihat kembali ke bawah. Tampak darah
merembes keluar. Jelas aja aku kaget. Masa bos
preman kayak Yota tak bisa merebut
keperawanan Hana. Aku betul2 senang. Aku
mulai menggerakkan pinggulku. Hana kembali
mendesah. Sedikit demi sedikit aku menaikkan
kecepatan pinggulku.
"ngaaaaaaaahhh....aaaaaaaaaahhhh...jooooshh...
". Kali ini Hana hanya mendesah tanpa
memintaku untuk berhenti. Perlahan tapi pasti
aku mencapai kecepatan maksimal. Kalo
dihitung, Hana sudah 3 kali kubuat orgasme.
Olahraga rutin membuat staminaku cukup besar
dan tahan lama. Setelah sekitar 45 menit aku
terus menggenjot Vaginanya. Hana seperti
kehilangan kesadarannya. Akupun akhirnya
sampai pada batasku.
Genjotanku semakin kencang, dan akhirnya
spermaku menyemprot deras keluar memenuhi
Vaginanya, bahkan ada yang merembes keluar.
Badanku sedikit lemas dan aku menjatuhkan
badanku disamping Hana. Aku melepas
ikatannya lalu menciumnya dan berkata,
"Hei...kita bakal punya anak...!". Air matanya
semakin keluar lalu ia memalingkan wajahnya
dariku dan menangis. Aku hanya bisa terdiam.
Yang kulakukan tetap tak mengubah sikapnya.
Kemudian aku sedikit menjauh dan kemudian
tidur.
Esok paginya aku segera siap2 pergi ke kantor.
Jatah cuti dua minggu yang diberikan atasanku
tidak kuambil penuh karena toh aku tak bisa
bersenang-senang. Aku menelfon atasanku dan
mengatakan aku akan masuk kerja hari ini.
Atasanku sedikit heran. Om Santo yang
rencananya akan pulang pagi ini pun
menanyakan hal itu.
OS : Gimana, josh...?
Josh : haaah (menghela nafas)...kayaknya ga
berhasil, Pa! Dia tetap aja ga keliatan senang...
OS : Ya udah sabar aja...nanti juga mau tak mau
dia bakal deket sama kamu. Papa juga dulu
sedikit maksa sama mamanya Hana, kok. Dan
hasilnya...
Josh : oh..haha...gitu ya Pa. Ya udah, hati2 di
jalan, ya, Pa!
Papa dan mamaku mengantar Om santo dan
istrinya pulang. Dan aku bersiap pergi ke kantor.
Tapi ketika aku melintas di depan kamarku, Hana
yang hanya mengenakan piyama tanpa celana
berdiri didepan pintu dan terus menatapku.
Josh : hei...yang tadi malam, maaf ya. Aku udah
kasar. Tenang aja, aku juga bakal ngurus
perceraian itu, kok.
Akupun segera berbalik hendak keluar rumah.
Tapi tiba2 Hana memelukku dari belakang.
Pelukannya semakin erat dan diapun menangis.
Hana : Seharusnya aku yang minta maaf, Josh!
Aku bener2 bodoh! Aku dari kemarin terus
berusaha menjauh darimu, padahal aku ini
Istrimu. Aku tau kamu betul2 cinta sama aku.
Tapi aku terus mengharap orang yang belum
tentu cintanya kayak kamu...maaf, ya Josh...Aku
ga mau kamu ceraikan...Aku mau jadi istri yang
baik buat kamu.
Aku terdiam dan betul2 senang mendengar
kata2nya.
Josh : Hanaa...ga usah kayak gitu banget. Aku
maafin kamu, kok. Oke, aku ga bakal cerein
kamu. Tapi gimana dengan Yota?
Hana : Itu bisa kuurus, kok...
Josh : oke deh...
Akupun mencium bibirnya dan sejenak kami
larut dalam ciuman itu.
Hana : Eh, udah mau ngantor? Bukannya masih
ada 5 hari lagi?
Josh : ah, rencananya sih emang pengen
ngantor hari ini.
Hana : Aku bikinin teh dulu, ya...
Josh : Oh...boleh2...
Aku betul2 senang. Hana sudah mulai berusaha
jadi istri sepenuhnya. Aku hanya memperhatikan
Hana meracik teh untukku dari meja makan.
Melihat bodinya yang hanya berbalut piyama
tipis tanpa bawahan dari belakang membuat
napsuku tiba2 naik. Setelah selesai meracik
tehnya, Hana tak segera menghantarkannya
padaku, ia hanya memegang cangkir berisi teh
hangat itu dan tersenyum menggodaku dari
meja dapur itu. Aku jadi makin ga tahan.
Hana lalu meletakkan tehnya kembali ke meja
dapur, lalu ia naik dan duduk di atas meja dapur
dengan posisi kaki menyilang. Ia menumpu satu
tangannya ke belakang dan tangan satunya
mulai membuka kancing piyamanya satu
persatu dari atas sambil senyum2 menggodaku.
UAAAAAARRRHHH!!! Aku udah ga
tahaaaaaaaaaaann!!! Akupun segera menyambar
Hana! dan kayaknya hari ini musti bolos ngantor.
Sisa cuti 5 hari ini akan kuminta kembali kepada
bosku dan harus kugunakan sebaik-baiknya!
Yahooooo!!!


Adult | GO HOME | Exit
1/1276
U-ON

inc Powered by Xtgem.com